"Prihantemen darma dumaranang sarat,
Seraga sang sadhu sireka tuutane
Tan harta tan kama
Pidonya tan yasa
Ye sakti sang sujana"
Begitu kutipan syair tembang zaman majapahit yang ku dengar kemarin. Ketika aku mendengarnya menyanyikan lagu itu, aku seakan terbawa dalam suasana hati yang damai. Berkilah dari sebuah dunia yang porak poranda dan merasakan sekeping kenyamanan yang begitu berarti. Dendangannya merupakan sebuah potret kecil kehidupan masa lalu dengan sejuta pelajaran berharga yang disampaikannya. Aku tak mengerti benar apa arti bait demi bait yang dilantunkannya. Tetapi aku kenal betul dengan nadanya. Seolah ada sebuah kaset lama yang berputar kembali di kepala.
Dalam kesederhanaan baitnya terdapat berjuta pedoman untuk menjalani kehidupan. Tentang masa belajar, masa remaja, masa berumahtangga, sampai tentang kematian yang sering ditakuti. Wanita tua itu masih asik melantunkan beberapa baitnya sambil menanak nasi di tungku. Aku pun masih setia duduk menemaninya dan mendengarkan setiap bait yang ia nyanyikan pagi itu.
Dan untuk selanjutnya adalah tugasku meneruskan bait ini ke generasiku. Entah sudah berapa ratus bait yang pernah dilantunkannya, bukan hanya sekedar untuk didengar tetapi juga dapat menjadi tuntunan moral bagi anak cucunya kelak.
1 komentar:
astaga ije kamu maan ningeh lagu ne yaaaan..??
eh entar bungane kecilin ya ^^
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kaki disini