Recent Posts

Senin, 15 Agustus 2011

Episode : Little Heaven in Ubud

Hari minggu kemarin, geliat Ubud di pagi hari kembali saya nikmati. Toko-toko souvernir yang berjajar sepanjang jalan menuju monkey forest pun belum tampak melakukan aktivitasnya.

Ya, hari itu saya berencana menyewa sepeda untuk keliling Ubud. Ubud rupanya memiliki cara tersendiri memanjakan hati pengunjungnya. Hampir tiga rental sepeda yang saya datangi, katanya habis sudah booking. Saya gak menyerah sampai disitu, ada jalan kecil di sebelah timur Ubud palace  yang rupanya baru buka dan sepedanya belum di booking. 


Awal menunggangi sepeda serasa kaku. Maklum selama ini saya kemana-mana selalu dengan matic. Terakhir naik sepeda kayaknya waktu SMP. Setelah dapet sepeda, segera saya meluncur menuju Monkey Forest. Mencoba melewati jalan yang berbeda, ternyata di sebelah tempat wisata ini terdapat pemukiman villa dan deretan toko soevernir. Karena datang terlalu pagi, toko-tokonya masih tutup. Sayang ya. 

kring..kring .. gowes... gowesss
Lanjut lagi, trip bersepeda di Ubud saya lanjutkan menuju Ubud palace. Ubud palace ini terletak di jantung Ubud. Merupakan sebuah istana raja Ubud yang sampai sekarang tata ruangnya masih sama seperti jaman kerajaan dulu. Keluarga Puri Ubud juga menjadi keluarga terpandang di Bali. Bagian depan puri Ubud tampak ramai pagi itu. Rupanya tanggal 18 Agustus mendatang akan ada upacara Palebon (pembakaran mayat-ngaben) disana. 

Saya pun tidak melewatkan momen tersebut. Di bagian depan puri telah siap Bade (menara tempat meletakkan mayat) dan juga lembu (tempat membakar mayat). Kali ini yang meninggal adalah ibunda dari bupati Gianyar. Upacara ini akan berlangsung akbar dengan biaya yang dikeluarkan mencapai milyaran rupiah. Menurut penuturan kawan saya yang tinggal disana, biasanya pihak travel akan menyantumkan upacara palebon ini sebagai salah satu wisata one day

Puas dengan Puri Ubud, saya lanjut goes ke spot tracking yang berlokasi di Campuhan, Ubud. Tak sampai sepuluh menit saya sudah tiba di lokasi tracking. Di jalur tracking Bukit Campuhan ini saya tidak membawa sepeda melainkan jalan kaki. Hamparan padang ilalang begitu memanjakan mata saya pagi itu. Matahari yang tidak terik membuat hembusan angin yang semilir terasa sejuk menyentuh wajah saya. Sungguh pesona Ubud yang sulit saya lupakan. Memberikan satu lagi oleh-oleh kenangan dibenak saya. ^^

Bukit campuhan, Ubud

4 komentar:

TUKANG CoLoNG mengatakan...

nanti ta ceritain undercovernya..hahaha

kaki kecil mengatakan...

di tunggu lho ceritanya kakak tukang colong :)

Belajar Photoshop mengatakan...

ini yg ada di lagunya slank iia... tepi campuhan?!?!? keren !!!

Ely Meyer mengatakan...

fotonya cantik2 :)

Posting Komentar

Tinggalkan jejak kaki disini